Kepadatan Penduduk dan Turunnya Lapangan Pekerjaan

pertumbuhan penduduk

Modernis.co, Jakarta – Pembangunan manusia membutuhkan pemberdayaan tenaga kerja yang efektif. Jumlah angkatan kerja terus meningkat sementara kesempatan kerja terbatas. Hal tersebut menjadi masalah serius di Indonesia dengan tingginya pengangguran, rendahnya kualitas tenaga kerja, dan ketidaksesuaian antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan pasar. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tekanan pada lapangan kerja.

Dampak kepadatan penduduk terhadap lapangan kerja, termasuk persaingan kerja, persaingan pemukiman, meningkatnya kemiskinan, dan rendahnya kesempatan pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk meliputi perpindahan penduduk, penduduk datang, kematian, dan kelahiran.

Demi mengatasi kepadatan penduduk, diperlukan perencanaan wilayah yang baik dan upaya meningkatkan lapangan kerja melalui program Keluarga Berencana. Melalui inovasi dan kolaborasi yang kreatif, Indonesia dapat meningkatkan efektivitas pemberdayaan tenaga kerja, sehingga tercipta lapangan kerja berlimpah, kualitas tenaga kerja yang unggul, dan kebutuhan pasar terpenuhi secara optimal.

Pembangunan manusia tidak akan tercapai tanpa ada pemberdayaan tenaga kerjanya. Akan tetapi, jumlah angkatan kerja dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan sedangkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan sangat kecil. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi perhatian serius bagi pemerintahan agar angkatan kerja dapat diserap untuk memperoleh pekerjaan. Menciptakan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia, merupakan tujuan utama dari usaha pembangunan ekonomi.

Indonesia mempunyai potensi besar dalam menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan bisa dikembangkan untuk bisa memperoleh pekerjaan yang layak. Namun, saat ini Indonesia dihadapkan dengan berbagai kendala mengenai tenaga kerja, yaitu tingginya jumlah pengangguran yang menjadi penghambat proses pembangunan. Selain itu, ketimpangan kualitas pendidikan dan kurangnya keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar juga menjadi masalah serius.

Pengangguran disebabkan oleh perkembangan jumlah angkatan kerja yang tidak diiringi oleh tersedianya lapangan pekerjaan. Masalah lainnya adalah rendahnya kualitas tenaga kerja yang diakibatkan karena minimnya tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Kendala utama yang sering dihadapi adalah penawaran tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang di tuntut oleh pasar tenaga kerja. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai jumlah penduduk terpadat di dunia.

Pada tahun 2017 jumah penduduk Indonesia berjumlah 262 juta jiwa. Salah satu kekuatan penting dalam komposisi demografi Indonesia yang memiliki hubungan dengan perekonomian adalah jumlah penduduk usia muda dengan usia produktif kerja yang melimpah. Mereka adalah sebuah kekuatan ekonomi nasional jika mereka bisa mendapatkan pendidikan dan cukup banyak kesempatan kerja.

Pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan berbagai dampak dan tekanan dalam berbagai bidang pembangunan salah satunya adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja, karena dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah angkatan kerja secara otomatis juga akan bertambah sedangkan penyediaan lapangan kerja sifatnya terbatas.

Semakin meningkatnya jumlah penduduk semakin sempit pula peluang lapangan pekerjaan. Apabila para pencari kerja tidak dapat melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya maka akan menimbulkan pengangguran. Jumlah tenaga kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap angkatan kerja, baik itu dalam upaya membuka lapangan pekerjaan maupun untuk para pencari kerja. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan yaitu dengan memperbaiki sistem upah melalui kebijakan upah minimum.

Pemahaman Mengenai Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebaran yang tidak merata. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan. (Handrian & Indrajaya : 2022).

Hal tersebut menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan manusia dipenuhi dari lingkungan, karena lingkungan merupakan sumber alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan pangan, papan, air bersih, udara bersih dan kebutuhan lainnya.

Ledakan penduduk yang cepat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam bidang sosial ekonomi. Pertama, dampaknya adalah semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan yang layak. Sumber-sumber kebutuhan pokok tersebut tidak lagi sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kedua, fasilitas sosial dan kesehatan seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat rekreasi tidak tercukupi. Berbagai fasilitas kehidupan lain yang menjadi pendukung masyarakat.

Ketiga, ledakan penduduk menyebabkan tidak tercukupinya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang ada. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang berdampak pada menurunnya kualitas sosial. Banyaknya tuna wisma, pengemis, serta peningkatan kriminalitas menjadi contoh nyata dari dampak negatif ledakan penduduk ini.

Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Turunnya Lapangan Pekerjaan

Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga mempunyai jumlah pnduduk yang besar. Jumlah penduduk merupakan  perhatian serius bagi negara, sebagai contoh, pulau jawa yang luasny hanya 7% dari luas negara Indonesia dihuni sekitar 60% penduduk Indonesia, kondisi tersebut mengakibatkan pulau Jawa terlalu kelebihan penduduk dibandingkan pulau- pulau lain.

Adapun akibat dari kelebihanya penduduk berakibat tidak baik bagi kondisi penduduk Indonesia. Sebagai akibatnya, berikut adalah akibat-akibat dari kepadatan penduduk. Persaingan lapangan pekerjaan di Indonesia semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi, namun lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran di negara ini.

Selain itu, persaingan untuk mendapatkan pemukiman yang layak juga terjadi terutama di daerah perkotaan yang padat. Kendala tersebut disebabkan oleh kurangnya perumahan yang memadai dan kondisi rumah yang tak layak huni. Meskipun demikian, tidak semua masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik. Beberapa memilih tetap tinggal di tempat yang sudah menjadi rumah mereka selama bertahun-tahun, entah karena alasan kenyamanan atau warisan nenek moyang.

Keadaan kepadatan penduduk juga berdampak pada peningkatan jumlah kemiskinan. Kemiskinan ini disebabkan kurangnya kreativitas dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, yang pada gilirannya membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang bisa didapatkan melalui pendidikan. Sayangnya, akses terhadap sarana pendidikan masih terbatas bagi sebagian masyarakat karena faktor kemiskinan.

Selain itu, kesempatan pendidikan yang memadai juga rendah di negara ini. Meskipun tingkat kelahiran tinggi, fasilitas pendidikan dan jumlah guru yang memadai tidak selalu tersedia. Akibatnya, tidak semua anak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk indonesia meningkat cukup signifikan dari tahun ketahun, bersumber dari sensus pada tahun 2022 kepadatan penduduk Indonesia sebesar 275,77 jiwa/km2. (Pakerti : 2020). Laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berkorelasi positif dengan peningkatan volume kepadatan penduduk. kepadatan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, perpindahan penduduk menjadi faktor penting yang memengaruhi jumlah penduduk suatu daerah.

Ketika penduduk pindah dari suatu daerah ke daerah lain, maka daerah asal akan mengalami pengurangan jumlah penduduk, sementara daerah tujuan akan mengalami peningkatan kepadatan penduduk. Transmigrasi, sebagai salah satu bentuk perpindahan penduduk, dapat dikategorikan sebagai transfer penduduk yang diatur oleh pemerintah Indonesia.

Faktor kedua adalah penduduk datang. Jumlah penduduk yang datang ke suatu daerah memiliki dampak signifikan terhadap kepadatan penduduk. Kedatangan penduduk baru akan menambah jumlah penduduk sebelumnya dan secara langsung meningkatkan kepadatan penduduk. Penduduk yang datang dapat berasal dari luar wilayah dan memiliki berbagai tujuan seperti menetap, belajar, atau bekerja, yang berpotensi meningkatkan jumlah penduduk suatu daerah.

Ketiga, kematian penduduk juga memainkan peran penting dalam menentukan kepadatan penduduk. Setiap kematian penduduk akan mengurangi jumlah penduduk dari sebelumnya. Berkurangnya jumlah penduduk berkontribusi pada penurunan kepadatan penduduk di suatu daerah. Kematian, sebagai salah satu komponen demografi, memiliki pengaruh langsung terhadap perubahan jumlah penduduk.

Selanjutnya, faktor keempat adalah kelahiran. Kelahiran memiliki pengaruh besar terhadap kepadatan penduduk karena setiap kelahiran di suatu wilayah akan menyebabkan penambahan jumlah penduduk. Di Indonesia, pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya pengendalian penduduk. Program ini bersifat persuasif dan berhasil dalam menekan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Terakhir, luas wilayah juga mempengaruhi kepadatan penduduk. Semakin luas suatu daerah, semakin besar peluang penduduk untuk menempati daerah tersebut. Faktor ini menjadi lebih signifikan jika daerah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kehidupan penduduk. Daerah yang luas dan memiliki infrastruktur yang baik memiliki potensi untuk menampung jumlah penduduk yang lebih besar.

Kondisi sosial dan ekomoni diduga kuat menjadi faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk. Kondisi Sosial dan ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam kerangka pembangunan wilayah.  Manusia melakukan mobilitas dengan suatu tujuan yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Peningkatan kualitas hidup sangat berkaitan erat dengan seberapa besar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar, dan selanjutnya jika kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar telah terpenuhi maka mobilitas akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersiernya. (Putri Utami : 2022).

Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, maka dapat dilakukan upaya preventif untuk pembuatan perencanaan wilayah yang baik dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mendasarinya untuk mengatasi kepadatan penduduk yang tinggi dengan persebaran tidak merata.

Upaya Meningkatkan Lapangan Pekerjaan di Tengah Kepadatan Penduduk

Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara bersama atau individual. Dalam hal ini upaya untuk meningkatkan lapangan pekerjaan ditengah masalah kepadatan penduduk sangatlah dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Menurut  adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang pesat adalah dengan mendorong penerapan program Keluarga Berencana atau KB secara luas. Program ini bertujuan untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga, baik melalui pendekatan umum maupun melalui program yang dijalankan secara massal. Dengan menerapkan program KB, diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran tentang pentingnya mengontrol kelahiran dan merencanakan kehidupan keluarga dengan bijaksana. Melalui edukasi, penyebaran informasi, dan akses yang mudah terhadap alat kontrasepsi, diharapkan jumlah kelahiran dapat ditekan dan angka kelahiran yang tinggi dapat dikurangi secara signifikan. (Triani & Andrisani : 2019).

Selain menerapkan program KB, penundaan perkawinan juga merupakan strategi yang efektif dalam mengurangi angka kelahiran yang tinggi. Dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pentingnya menunda masa perkawinan, diharapkan masyarakat akan lebih bijak dalam memutuskan untuk menikah dan memulai keluarga.

Penundaan perkawinan memberikan kesempatan bagi individu untuk menyelesaikan pendidikan mereka, membangun karier, serta mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis sebelum memasuki kehidupan pernikahan dan mempunyai anak. Dengan demikian, penundaan perkawinan dapat membantu dalam mengurangi jumlah kelahiran yang tinggi dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.

baca juga: Mengurai Indonesia Sebagai Welfare State

Dalam hal ini, peningkatan lapangan kerja menjadi sangat penting. Melalui investasi dalam pembangunan infrastruktur, pengembangan sektor industri, dan penggerakan sektor ekonomi lainnya, diharapkan tercipta peluang kerja yang lebih banyak. Hal ini akan mengurangi tekanan terhadap jumlah penduduk yang mencari pekerjaan, sehingga masyarakat tidak perlu lagi bergantung pada keyakinan bahwa memiliki banyak anak adalah satu-satunya jaminan untuk mencapai kesejahteraan. Selain itu, dengan adanya peningkatan tingkat pendidikan, diharapkan masyarakat akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai kependudukan merupakan faktor kunci dalam mengatasi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Dengan menyebarkan informasi yang akurat dan mendalam mengenai dampak dan efek dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol, diharapkan kesadaran masyarakat akan meningkat. Melalui pendekatan edukatif yang komprehensif, masyarakat akan memahami pentingnya mengendalikan pertumbuhan penduduk untuk menjaga keseimbangan antara sumber daya yang tersedia dan kebutuhan manusia.

Selain itu, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai metode kontrasepsi, perencanaan kehidupan keluarga, dan pentingnya mendapatkan pendidikan yang baik, diharapkan masyarakat secara sukarela akan ikut serta dalam mensukseskan gerakan keluarga berencana. Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk mengurangi kepadatan penduduk adalah melalui program transmigrasi. Program ini bertujuan untuk menyebar penduduk ke daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah.

Mengalihkan sebagian penduduk ke daerah-daerah tersebut, diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di daerah asal mereka. Program transmigrasi juga dapat membantu dalam pengembangan daerah yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Melalui pembangunan infrastruktur, pemberian akses terhadap layanan publik, dan pemberdayaan masyarakat setempat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang kondusif bagi penduduk yang direlokasi dan berkontribusi pada pengurangan kepadatan penduduk di daerah asal mereka.

Kepadatan penduduk merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh Indonesia. Tingginya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan tersedianya lapangan pekerjaan menjadi kendala utama dalam pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Dampak dari kepadatan penduduk yang tinggi meliputi persaingan lapangan pekerjaan, persaingan untuk mendapatkan pemukiman, peningkatan jumlah kemiskinan, dan rendahnya kesempatan pendidikan.

Faktor-faktor seperti perpindahan penduduk, penduduk datang, kematian, dan kelahiran mempengaruhi kepadatan penduduk. Selain itu, kondisi sosial dan ekonomi juga berperan penting dalam menentukan kepadatan penduduk suatu wilayah. Demi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk dan meningkatkan lapangan pekerjaan, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain menggalakkan program Keluarga Berencana untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, menunda masa perkawinan, serta meningkatkan jumlah dan menciptakan lapangan kerja. Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi tekanan kepadatan penduduk dan memberikan kesempatan lebih besar bagi angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan yang layak.

Pentingnya perencanaan wilayah,  untuk mempertimbangkan faktor- faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk dan melakukan upaya preventif untuk mengatasi kepadatan penduduk yang tinggi dengan persebaran yang merata. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai tujuan pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan pemberdayaan tenaga kerja yang optimal.

Oleh: Ramdana Karisma Anggraeni, Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Daftar Pustaka

Handrian, O. S., & Indrajaya, I. G. B. (2022). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Tenaga Kerja, Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten /Kota Provinsi Jawa Timur. E-Jurnal EP Unud, 11(3), 887–899. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/a rticle/view/84280

Pakerti,  Anggit Tri. (2020). Pengaruh Jumlah Penduduk, IPM, PMA, dan PMDN Terhadap Pengangguran di Jawa Barat Tahun 2012-2020. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.

Pratama, G. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Barang dan Jasa Secara Online sebagai Alternatif Membelidikalangan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Febi Semester 3 Institut Agama Islam BungaBangsa Cirebon). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurnal Ecopreneur , 1(1), 46–54.

Putri Utami, F. (2022). Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, dan Kabupaten Aceh Tamiang. 6(1), 1–9.

Triani, M., & Andrisani, E. (2019). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk dan Upah Terhadap Penawaran Tenaga Kerja di Indonesia. Jurnal Geografi, 8(1), 49. https://doi.org/10.24036/geografi/vol8-iss1/568

Apriani, R. (2019). Pengaruh Ketimpangan Ekonomi, Pengangguran dan Kepadatan Penduduk terhadap Tingkat Kriminalitas di Indonesia [Skripsi]. Padang (ID): Universitas Andalas.

Audey, R. P., & Ariusni. (2017). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Tingkat Kriminalitas di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 1(2), 653–666.

BPS. (2018). Statistik Indonesia (Statistical Yearbook of Indonesia) 2018. Badan Pusat Statistik, 1–719. BPS. (2019). Statistik Kriminal 2019. Badan Pusat Statistik, 1–218.

Christiani, C., Tedjo, P., & Martono, B. (2014). Analisis Dampak Kepadatan Penduduk terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 102– 114.

Edwart, A. O., & Azhar, Z. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kepadatan       Penduduk dan Ketimpangan Pendapatan Terhadap Kriminalitas di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 1(3), 759–768.

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Leave a Comment